Ekonomi BisnisJawa TimurMadiun

Jelang Lebaran 2023 Inflasi Naik, Cabai Rawit Masih Andil Tertinggi di Kota Madiun

Lawupos.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Madiun menggelar pers rilis terkait perkembangan inflasi di Kota Pendekar Maret 2023 secara virtual, Senin (3/4/2023).

Dalam laporan tersebut menunjukkan, bahwa selama bulan Ramadhan (Maret) angka inflasi mengalami kenaikan dibandingkan dengan bulan Februari 2023. Menurut data yang ada, inflasi yang terjadi di Kota Madiun pada Februari lalu hanya di angka 0,04 persen. Sedangkan, pada bulan Maret inflasi mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen.

Jika dirunut, inflasi yang terjadi Kota Madiun (0,25%) masih berada di bawah angka Jawa Timur (0,39%), namun berada di atas angka Nasional (0,18%).

Kepala BPS Kota Madiun Dwi Yuhenny mengatakan, bahwa momen menjelang Hari Raya Idul Fitri memicu kenaikan inflasi. Berdasarkan rekam data di bulan sebelumnya, inflasi di Kota Madiun di bulan Februari sebesar 0,04 persen, dan di bulan Januari 0,35 persen.

“Kenaikan ini, tentunya pengaruh dari bulan puasa dan menjelang Hari Raya Idul Fifri,” ujarnya.

Lalu dari data yang tercatat, inflasi Maret tahun ini jika dibandingkan dengan Maret 2021 (0,19%) lebih tinggi, sedangkan dibandingkan Maret 2022 (0,78%) lebih rendah.

Berdasarkan 11 kelompok pengeluaran, sembilan kelompok pengeluaran mengalami inflasi, sedangkan dua kelompok tidak mengalami perubahan yang signifikan.

Dari sembilan kelompok penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yaitu sebesar 0,14 persen, kemudian berurut diikuti oleh kelompok Penyedia Makanan dan Minuman 0,04 persen, kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,02 persen, kelompok Tranportasi 0,03 persen dan kelompok Perumahan, Air, Listrik, Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,01 persen.

Rekam data BPS Kota Madiun terkait kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan inflasi (Dok.BPSKotaMadiun)

Disamping itu, sejumlah komoditas pemicu inflasi meliputi cabai rawit dengan andil inflasi 0,05 persen. Kemudian, telur ayam ras 0,03 persen, bensin 0,03 persen, daging ayam ras 0,03 persen, serta bawang putih 0,02 persen.

“Untuk komoditas cabai rawit trendnya ini terus mengalami kenaikan sejak Desember 2022 sampai Maret 2023. Tercatat Desember 5,67 persen, Januari 29,79 persen, sempat turun di Februari kemarin 4,46 persen, Maret ini justru naik menjadi 8,53 persen,” tambahnya.

Sedangkan, komoditas daging ayam ras terpantau mengalami kenaikan sejak Februari -1,3 persen menjadi sebesar 2,88 persen di bulan Maret. Disusul keberadaan telur ayam ras yang naik menjadi 3,49 persen di Maret dibandingkan bulan Februari -3,37 persen. Berikutnya, bawang putih menjadi 10,5 persen di bulan Maret naik sedikit dibandingkan bulan Februari 10,1 persen.

Sementara itu, komoditas penekan inflasi di pengaruhi oleh andil minyak goreng sebesar -0,03 persen, disusul kemudian beras -0,03, bawang merah-0,03, serta pepaya -0,03.

“Minyak goreng ini, sejak Januari sampai Maret trend harganya turun atau mengalami deflasi. Dari 3,09 persen di Januari, 0,85 persen di Februari dan di Maret -2,75 persen,” ucapnya.

Kemudian, beberapa komoditas yang mengalami penurunan yakni Bawang Merah di bulan Maret -5,58 persen dibandingkan Februari 13,82 persen. Setelah sempat mengalami trend kenaikan sejak Desember 2022 sebesar 2 persen, Januari 9,31 persen dan mencapai puncak kenaikan pada bulan Februari 13,82 persen.

Demikian juga halnya dengan komoditas beras, setelah mengalami kenaikan sejak Desember 2022 sebesar 2,27 persen, Januari 4,58 persen, Februari 4,75 persen, di bulan Maret mengalami penurunan menjadi -0,92 persen.

Menurut data BPS yang tercatat, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Kota yang menyumbang inflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,67 persen, Malang dan Probolinggo sama 0,42 persen. Berikutnya, Jember dan Surabaya masing-masing 0,39 persen. Selanjutnya, Banyuwangi 0,28 persen serta Madiun dan Kediri sama masing-masing 0,25 persen. (Arga/Madiun)

Related Articles

Back to top button