Ekonomi Bisnis

Luas Lahan Terus Bertambah, Hasil Panen Raya Tembakau di Ponorogo Melimpah

Lawupos.com, Ponorogo – Pertanian tembakau di Kabupaten Ponorogo semakin berkembang pesat. Luasan lahan perkebunan tembakau di wilayah ini terus bertambah dari tahun ke tahun. Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2022, luas lahan tembakau mencapai kisaran 1.100 hektare, namun pada saat ini, luas lahan tersebut telah bertambah signifikan menjadi 1.557 hektare.

Perkembangan ini membawa angin segar bagi para petani tembakau di Ponorogo. Hasil panen raya tembakau tahun ini melimpah, mencapai puncaknya saat acara panen raya di Desa Bedi Wetan, Kecamatan Bungkal pada Kamis (5/10/2023). Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, turut hadir dalam acara tersebut dan menyaksikan hasil panen yang menggembirakan.

“Dari lahan seluas itu capaian produksi tanaman tembakau mencapai 15.284 ton daun basah,” kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko ketika mengikuti panen raya tembakau di Desa Bedi Wetan Kecamatan Bungkal.

Pertanian tembakau telah lama menjadi salah satu komoditas unggulan di Ponorogo, terutama di beberapa kecamatan seperti Bungkal, Balong, Jambon, Sampung, Badegan, dan Kauman. Para petani di wilayah-wilayah ini menunjukkan minat yang tinggi untuk mengembangkan tanaman tembakau, sejalan dengan adanya dukungan dari pemerintah setempat.

Bupati Sugiri Sancoko juga menyoroti peran penting para petani tembakau dalam kontribusinya terhadap ekonomi nasional. “Petani tembakau harus mendapatkan perhatian lebih karena penerimaan dari cukai tembakau berada di nomor urut dua dalam postur APBN,” jelasnya.

Pengelolaan yang baik terhadap komoditas tembakau, juga memberikan imbas positif bagi perekonomian. Pada tahun ini, Ponorogo mendapatkan jatah Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp 34 miliar. Sebanyak 40 persen dari dana tersebut, dikembalikan kepada petani tembakau dalam bentuk bantuan, termasuk alat mesin pertanian (alsintan), kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan, dan bantuan langsung tunai (BLT).

Menurut Bupati, kebijakan ini memberikan dampak dominan terhadap pertumbuhan ekonomi, melibatkan seluruh rantai ekonomi, dari petani hingga karyawan pabrik pengolahan tembakau.

“Efek dominannya terhadap pertumbuhan ekonomi luar biasa. Mulai petani, pedagang, dan karyawan di pabrik yang mengolah tembakau ikut merasakan manfaatnya,” terang Bupati.

Dukungan pemerintah melalui bantuan alsintan juga dianggap vital dalam meningkatkan kualitas produksi tembakau.

Pada akhir tahun 2022, Pemerintah Kabupaten Ponorogo telah menyalurkan bantuan 162 alsintan kepada anggota Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI), yang terdiri dari 13 jenis alsintan.

“Bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas petani, serta memastikan kualitas hasil panen yang optimal,” imbuhnya. @redaksi

Related Articles

Back to top button