Ekonomi BisnisRegional

Petani Kopi Indonesia harus Paham Isu Global terkait Dampak Perubahan Iklim pada Komoditas Mereka

Lawupos.com – Perubahan iklim yang ekstrem kian mengkhawatirkan. Sebab, hal tersebut dapat mempengaruhi kelangsungan hidup semua makhluk yang berada di atas permukaan bumi.

Begitupun di Indonesia, negara yang terletak di garis Katulistiwa ini, merupakan negara dengan komoditi kopi yang telah mengeksport ke berbagai negara dengan berbagai jenis dan citarasa yang berbeda. Dengan industri kopi, negara kita bisa menerima pendapatan nasional yang lumayan dari komoditas ini, sehingga peran kopi sangat penting.

Dikutip dari laman antaranews.com, Center for Gastrodiplomacy Studies (CGS) Unej menggelar kuliah tamu yang bertema “Coffee and Climate Change”, Kamis (10/3/2023). Acara tersebut dihadiri para mahasiswa dan dosen yang mayoritas berasal dari Program Studi Hubungan Internasional yang tertarik mempelajari Gastodiplomasi.

Menariknya, pada giat tersebut Unej juga menghadirkan peneliti yang juga dosen College of Policy Science Ritsumeikan University Japan Fitrio Ashardiono sebagai pemateri dalam kegiatan itu. Menurutnya, petani kopi di Indonesia harus lebih waspada pada perubahan iklim yang kini sudah dirasakan dampaknya pada produksi kopi.

“Para pemangku kepentingan terutama petani kopi, harus paham dan sadar akan isu global yang mewarnai industri kopi,” katanya.

Menurut dia, biji kopi di Indonesia memiliki identitas yang unik, dari segi rasa, tingkat keasaman hingga kadar kafein yang tak sama.

“Indonesia termasuk negara yang mempunyai banyak kopi dengan indentitas yang unik. Sebagai contoh, dari pulau Sumatera memiliki berbagai identitas kopi, salah satunya Kopi Mandailing,” ujarnya.

Keunikan semacam itulah, yang membuat penikmat kopi dari berbagai belahan dunia manapun suka akan citarasa dari kopi tersebut. Hal ini, sekaligus memahat identitas unik Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi dunia.

Namun, perubahan iklim yang mempengaruhi suhu bumi dan hujan yang tak menentu, berpotensi mengubah kondisi suatu daerah dan mengancam produksi kopi dunia, bahkan Indonesia.

“Daerah yang semula beriklim dingin bisa berubah makin panas, maka perubahan itu berdampak pada produksi dan cita rasa kopi,” jelasnya.

Ia pun menjabarkan, bagaimana seharusnya petani kopi menyikapi isu tersebut dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam rangka meminimalisasi dampak perubahan tersebut.

“Petani kopi Indonesia kebanyakan masih kurang paham dengan isu global, terutama perubahan iklim dan dampaknya terhadap komoditas mereka. Mereka yang paham pun tak sedikit, yang acuh tak acuh dengan isu tersebut. Bahkan, ada petani oportunis yang mengabaikan identitas biji kopi demi profit yang lebih baik,” jabarnya.

Petani kopi Indonesia disarankan meneladani petani di Jepang. Upaya mitigasi pun segera mereka lakukan. Mereka menyadari bahaya perubahan iklim dan melakukan berbagai langkah antisipasi, seperti mulai memindahkan lahan penanaman komoditas tertentu ke tempat yang lebih tahan terhadap dampak perubahan iklim.

Fitrio pun meminta petani untuk mulai memetakan wilayah yang tahan terhadap dampak perubahan iklim. “Langkah tersebut diambil untuk menjaga identitas komoditas pertanian yang memiliki cita rasa unik,” pungkasnya. (Red)

Related Articles

Back to top button