Telaga Ngebel Penuhi Setengah dari Target PAD dalam Dua Bulan
Lawupos.com – Telaga Ngebel merupakan danau bentukan dari alam yang lokasinya di kaki Gunung Wilis, tepatnya di Desa Ngebel, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Telaga yang memiliki luas sekitar 150 hektar tersebut, diklaim lebih luas lima kali lipat dibanding Telaga Sarangan, Kabupaten Magetan dengan luas sekitar 30 hektar.
Ketenangan dan keindahan Telaga Ngebel menjadi salah satu daya tarik tempat wisata ini. Berada pada ketinggian 734 mdpl, membuat kawasan ini selalu diselimuti udara sejuk dengan suhu rata-rata sekitar 20-26 derajat Celcius.
Wisata andalan Kabupaten Ponorogo tersebut selain mempunyai daya tarik alamnya yang indah, juga memiliki beberapa fasilitas pendukung dan wahana untuk memanjakan para pengunjungnya agar betah di sana.
Pemkab Ponorogo melalui Disbudparpora telah melakukan gebrakan besar pada sektor pariwisata pada telaga itu yaitu adanya Water Fountain atau Air Mancur Menari di area telaga. Meskipun, pembangunan wahana tersebut sempat menuai pro-kontra di awal perencanaan saat peresmian pada malam tahun baru lalu.
Dahulu, sebelum ada Air Mancur Menari saat hari mulai menginjak malam, daerah itu nyaris sepi. Saat ini, keberadaan wahana baru tersebut membawa dampak yang baik pada tingkat keramaian lokasi Ngebel. Terlebih ketika akan mendekati akhir pekan. Pengunjung dari luar daerah pun sudah mulai berdatangan.
Pertunjukan Water Fountain dapat disaksikan di malam hari setiap akhir pekan dengan durasi setiap dua jam sekali. Tidak hanya itu saja, pertuntujukan tersebut juga mengkolaborasikan seni budaya dan seni.
Dan benar saja, adanya terobosan ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) sumbangan dari Telaga Ngebel tercatat sudah mencapai bilangan 1,2 Miliar dalam dua bulan sejak di peresmian awal tahun ini. Padahal mereka ditarget per tahun pendapatan yang harus dipenuhi Rp 2,5 miliar dari wisata ini.
“Water fountain ini impact-nya luar biasa,” terang Kepala Disbudparpora Ponorogo Judha Slamet Sarwo Edi. “Belum setengah tahun kami prediksi sudah lulus (tercapai target, Red),” tambahnya, dilansir dari radarmadiun (5/3).
Namun, seiring berjalannya waktu, tidak hanya berdampak progresif bagi PAD saja, akan tetapi kantong Pedagang Kaki Lima (PKL) pun kian tebal. Menurut informasi, hasil rata-rata tiap PKL saat ramai (high season) membukukan omzet mereka mencapai Rp 2,5-5 juta sehari.
Air Mancur Menari membuat tempat wisata ini dibuka dari pagi sampai malam. Disinggung terkait penambahan fasilitas, Disbuparpora Kabupaten Ponorogo optimis bakal meningkatkan kualitas layanan untuk menarik kunjungan wisatawan lebih banyak lagi. Selain itu, dampak dari perubahan tersebut akan mendongkrak ekosistem kepariwisataan di daerah tersebut tumbuh. (Red)