Uri-Uri Budaya Lokal, Desa Nglambangan Gelar Kirab Tumpeng Bogowarso
Lawupos: Madiun – Dewasa ini, banyak daerah yang sudah kembali melestarikan tradisi leluhur mereka seperti bersih desa, wayangan, methil, labuhan dan masih banyak lagi. Ini menunujukkan kesadaran masyarakat akan tradisi leluhur, dapat memberikan dampak positif bagi daerah mereka secara langsung ataupun tidak.
Dalam bulan Suro, sejumlah desa di pulau Jawa secara bergantian mengadakan beberapa upacara adat yang dahulu dilakukan para sesepuh setempat. Ini menjadi perhatian tersendiri bagi masyarakat sekitar yang ingin melestarikan budaya mereka, terlebih para wisatawan lokal maupun internasional yang ingin menyaksikan langsung dan mengabadikannya.
Begitu juga Desa Nglambangan di Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, masyarakatnya bersama-sama menjadikan acara Bersih Desa mereka berjalan dengan lancar. Acara tersebut diisi dengan berbagai kegiatan budaya seperti Kirab Tumpeng Bogowarso, Sedekah Bumi, dan Pagelaran Wayang Kulit yang diadakan pada Kamis (1/8/2024) lalu.
Acara diawali mengarak Tumpeng Bogowarso yang dimulai dari rumah Kepala Desa Nglambangan menuju Punden Lambang Kuning. Setiap sudut jalan yang dilewati kirab, tampak dipadati warga sekitar yang ingin melihatnya. Bahkan, acara itu dihadiri oleh masyarakat dari daerah lain dan sejumlah wisatawan asing.
Menariknya, acara tersebut juga dihadiri oleh Perkumpulan Kusumo Hondrowino Nusantara (PKHN) Dewan Pengurus Daerah (DPD) Kota Madiun, sebuah perkumpulan resmi abdi dalem Karaton Kasunanan Surakarta di bawah SISKS Pakoe Boewono XIII.
Ketua PKHN DPD Kota Madiun, Kanjeng Pangeran (KP) Hari Andri Winarso Wartonagoro, mengapresiasi upaya Pemerintah Desa Nglambangan dan masyarakat setempat dalam melestarikan budaya lokal.
“Karaton Kasunanan Surakarta melalui Perkumpulan Kusumo Hondrowino Nusantara sangat mengapresiasi kegiatan yang ada di Desa Nglambangan Punden Lambang Kuning ini,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan semacam ini patut dilestarikan dan dijadikan contoh bagi desa-desa lainnya. Menurutnya, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat sangat mendukung pelestarian tradisi lokal, terutama di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun.
“Kami mendukung pelestarian dan pengembangan budaya lokal, sesuai perintah dari Raja Kasunanan Surakarta, SISKS Pakoe Boewono XIII,” tegasnya.
Ditemui di tengah acara, Raden Tumengung (RT) Rudi Kristanto, menjelaskan bahwa tujuan dari acara ini adalah untuk melestarikan budaya Jawa dan berharap dapat menarik wisatawan baik lokal maupun internasional setiap tahunnya.
“Tujuan utama kami adalah melestarikan budaya Jawa, dan semoga setiap tahun kita bisa mendatangkan minimal turis lokal maupun dari luar negeri,” terangnya.
Sebagai bagian dari rangkaian acara Bersih Desa, Pemerintah Desa Nglambangan juga menggelar pagelaran wayang kulit semalam suntuk yang dibawakan oleh dalang asal Madiun, Ki Aditya Krisna, S.Sn., dengan lakon Wahyu Katentreman. Lakon ini diharapkan dapat membawa kedamaian dan kemakmuran bagi masyarakat.
“Lakon wayang kulit Wahyu Katentreman diharapkan membawa kedamaian dan kemakmuran, murah sandang, dan murah pangan bagi masyarakat,” tambah RT Rudi.
Sebagai apresiasi, sebelum pementasan awyang dimulai PKHN DPD Kota Madiun menghibahkan pusaka koleksi pribadi milik KP Hari Andri Winarso Wartonagoro kepada Kepala Desa Nglambangan untuk disimpan sebagai pusaka desa.
Desa Nglambangan telah berhasil mengembalikan tradisi leluhur dan menjaga komitmen dalam melestarikan budaya lokal. Acara seperti ini diadakan untuk ngalab berkah di tahun Baru Jawa di setiap tahunnya. (Red/Madiun)