BudayaJawa Tengah

Utusan Kraton Surakarta Serahkan Abon-Abon untuk Prosesi Jamasan Makam Sunan Tegalarum

Lawupos: Budaya – Masih dalam rangkaian bulan Suro 2024, Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat selanjutnya menggelar acara ruwatan makam-makam leluhur.

Atas perintah SISKS Pakoe Boewono XIII, utusan Dalem Kraton Surakarta yang dipimpin oleh Pengageng Parentah Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat KGPH Adipati Drs. Dipokusumo M.Si., yang diikuti Sentono Dalem dan Abdi Dalem menyerahkan abon-abon (perlengkapan pendukung) kepada juru kunci untuk prosesi jamasan Makam Sunan Amangkurat Agung Tegal Arum yang berada di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, pada Minggu (21/7/2024).

GKR Alit saat berdoa di Astana Susuhunan Amangkurat Agung.

Turut hadir, Pengageng Keputren GKR Alit (Mbakyu Dalem/Kakak perempuan SISKS Pakoe Boewono XIII) dan salah satu adik dari SISKS Pakoe Boewono XIII yakni GRAy. Koes Rahmaniyah.

Ritual jamasan Astana Susuhunan Amangkurat Agung, KGPH Dipo Kusumo menjelaskan bahwa hal tersebut memiliki tujuan pelestarian dan pemahaman nilai sejarah Mataram.

“Maksud dan tujuannya, adalah suatu pelestarian pemahaman yang berkaitan dengan nilai-nilai sejarah terutama sejarah dari dinasti Mataram,” terangnya.

Dalam pelaksanaannya, pihak Karaton Surakarta telah lama bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tegal. Beberapa hal yang menyangkut ritual, diharapkan dapat membawa dampak baik bagi masyarakat.

“Ada lima hal yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan pelestarian, pemanfaatan, pengembangan, perlindungan dan pengamanan dengan itu semua semoga dapat membawa manfaat kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia pun menambahkan bahwa tradisi ini dapat menjadi semangat dan tekad bagi generasi muda dalam memahami sejarah bangsa dan melestarikan budaya.

“Harapan kami semoga generasi penerus dapat mengerti sejarah dan budaya suatu bangsa yang dapat menjadi suri tauladan. Bahwa tekad bersama ini adalah suatu sikap keinginan tidak menyerah pada proses, sehingga Dinasti Mataram saat ini tetap lestari dalam bentuk Catur Sagatra,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Susuhunan Amangkurat 1 atau Amangkurat Agung adalah putra dari Sultan Agung Hanyokrokusumo, dan merupakan Raja keempat Kesultanan Mataram. Ia meninggal pada tahun 1677 di Wanayasa (sebuah desa di Banyumas utara). Lokasi makamnya kini ada di Desa Pesarean, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal. Karena tanahnya berbau harum, daerah tempat Amangkurat Agung dimakamkan disebut sebagai “Tegalarum”. Sehingga, Amangkurat I pun mendapat julukan “Sunan Tegalarum”. (Red/Solo)

Related Articles

Back to top button