Uncategorized

Waspada, Soceng Mengintai! Isi Tabungan Ludes Hanya Melalui Pesan Whatsapp

Lawupos.com – Cyber Crime dengan modus kejahatan jasa keuangan atau Social Engineering (Soceng) saat ini sedang marak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK), diketahui telah mengidentifikasi sedikitnya terdapat empat modus kejahatan social engineering seperti dikutip dari Hukum Online, Rabu (08/3/2023). Berikut penjabarannya:

Pertama, info perubahan tarif transfer bank. Dalam aksinya, penipu berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi perubahan tarif transfer bank kepada korban. Lalu, penipu meminta korban mengisi link formulir yang harus membubuhkan data pribadi korban seperti PIN, OTP dan kata sandi atau password.

Kedua, tawaran jadi nasabah prioritas. Penipu menawarkan iklan upgrade menjadi nasabah prioritas dengan segudang rayuan promosi. Penipu akan meminta korban memberikan data pribadi seperti Nomor Kartu, ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC dan password.

Ketiga, akun layanan konsumen palsu. Akun media sosial palsu mengatasnamakan bank. Akun biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait layanan perbankan. Pelaku akan menawarkan bantuan untuk menyelesaikan keluhannya dengan mengarahkan ke website palsu pelaku atau meminta nasabah memberikan data pribadinya.

Keempat, tawaran menjadi agen laku pandai. Penipu menawarkan jasa menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit. Penipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mendapatkan mesin EDC.

Namun, belakangan ini ada modus lain yang muncul yaitu pengiriman aplikasi beserta undangan pernikahan melalui Whatsapp dan yang terbaru ada yang mengatasnamakan salah satu pihak kurir yang meminta untuk mengecek resi paket. Lalu korban digiring untuk memberikan alamat email.

Berikut mekanisme jalannya penipuan tersebut, ada yang mengaku dari pihak kurir menghubungi korban melalui pesan Whatsapp dengan nomor yang tak dikenal. Pada pesan tersebut, ia memberitahukan bahwa ada paket untuk si Korban. Lalu korban disuruh untuk membuka file atau link yang telah dikirimkan. Dan secara otomatis, IP address handphone dan data-data yang di dalamnya sudah dapat dikendalikan oleh hacker. Tanpa menunggu lama uang yang ada di dalam tabungan langsung raib.

Ketika kejadian tersebut terjadi dan Anda berudaha melaporkannya kepada polisi, kita tidak bisa mengklaimnya, sebab hal itu bukan merupakan kesalahan bank, melainkan kasus penipuan. Menurut keterangan para korban yang dihimpun, kebanyakan dari mereka akhirnya memutuskan untuk tidak menabung terlalu banyak di bank dan tidak lagi menggunakan internet banking.

Tetaplah waspada dengan segala informasi melalui media sosial seperti Whatsapp atau yang lainnya. Jangan mudah tergiur dengan apa yang ditawarkan atau dikatakan oleh pihak yang Anda tidak kenal atau dengan nomor yang asing. Telusuri terlebih dahulu pada perusahaan yang namanya dipakai oleh penipu, apakah informasi yang dia berikan benar.

Kemudian, ketika memesan sesuatu melalui marketplace, resi pengiriman paket Anda bisa dicek langsung pada aplikasi. Dan ketika ada kurir menginformasikan melalui Whatsapp, hal tersebut cukup janggal untuk diterima. Dan jangan mengaksesnya!. (WR)

Related Articles

Back to top button