Budaya

Insiden Percekcokan dalam Kirab Pusaka Malam 1 Suro di Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat

Lawupos.com – Pada hari Rabu (19/7/2023) malam lalu, Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat menggelar Kirab Pusaka Malam 1 Suro. Namun sayangnya, gelaran upacara adat itu sempat diwarnai percekcokan antar sejumlah Sentono Dalem, atau Keluarga dan Kerabat Kraton Surakarta.

Insiden tersebut terjadi saat sesi pemanggilan para Sentono Dalem dan Abdi Dalem yang bertugas membawa pusaka Kraton untuk di kirab dengan rute sepanjang kurang lebih 7 km.

Berawal dari salah seorang Putri Dalem Raja Kraton Surakarta, SISKS Pakoe Boewono (PB) XIII yaitu GKR. Timoer Rumbai mendekati dan melakukan protes kepada salah seorang Abdi Dalem yang tengah bertugas untuk memanggil para Sentono dan abdi dalem yang akan membawa pusaka Kraton dalam kirab.

KP. Christophorus Adityas mengatakan, protes yang dilakukan oleh GKR. Timoer Rumbai tersebut, karena yang bersangkutan merasa nama-nama yang dipanggil tidak sesuai dengan apa yang telah diajukan oleh salah seorang adik PB XIII, yakni GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng. Aksi protes itu pun akhirnya berujung percekcokan antara dirinya dengan GKR. Timoer Rumbai.

“Kesalahpahaman ini dikarenakan pihak Gusti Moeng merasa bahwa sentono dan abdi dalem dari pihaknya tidak digunakan atau tidak dipanggil dalam persiapan menerima pusaka Kraton,” terang KP. Christophorus Adityas.

Menurutnya, hal inilah yang menyebabkan terjadinya cekcok antara dirinya dengan GKR. Timoer Rumbai.

“Padahal usulan nama orang-orang dari pihak Gusti Moeng kepada SISKS Pakoe Boewono XIII telah diterima dan semuanya disetujui oleh SISKS Pakoe Boewono XIII. Namun dalam usulan tersebut hanya tertera nama-nama yang ‘ngampel’ atau meminjam Pusaka Kraton, tidak tertera nama-nama para ‘bontar’ atau pemegang bagian belakang pusaka,” tegas Staff Kasentanan Kraton Surakarta itu.

Lebih lanjut, KP. Christophorus Adityas mengungkapkan, bahkan Gusti Moeng sendiri sempat ikut bersitegang dengan dirinya. Namun, ia menegaskan bahwa insiden tersebut hanyalah kesalahpahaman.

“Jadi berkaitan dengan insiden tadi hanya kesalahpahaman. Jadi intinya, Hajaddalem Miyosaken Pusaka Dalem di Bulan Suro adalah hak prerogatif SISKS Pakoe Boewono XIII, ini yang harus digaris bawahi,” tegas KP. Christophorus Adityas.

“Insiden tersebut telah teratasi dan Kirab Pusaka berjalan dengan baik dan lancar,” imbuhnya.

Dalam Kirab Pusaka 1 Suro tersebut, Putra Mahkota Kraton Surakarta Hadiningrat, KGPAA Hamangkunegara Sudibya Rajaputra Narendra Mataram, berada di barisan paling depan dengan membawa Pusaka Utama Kraton Surakarta Hadiningrat.

Sebagai informasi, GKR Wandansari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng adalah Ketua Lembaga Dewan Adat (LDA) Kraton Surakarta, yang selama beberapa tahun belakangan ini berseteru dengan pihak PB XIII. Sedangkan, GKR. Timoer Rumbai merupakan salah seorang putri PB XIII yang tergabung di dalam kelompok LDA.

Diketahui, pada hari Selasa (3/1/2023) lalu, Gusti Moeng telah sungkem dan meminta maaf kepada PB XIII, serta meminta untuk dapat kembali masuk ke dalam Kraton Surakarta. Pun PB XIII telah menerima permintaan maaf dan menerima Gusti Moeng untuk kembali ke dalam Kraton Surakarta. @redaksi

Related Articles

Back to top button