Budaya

Mitos atau Fakta? Misteri Salakanagara Salah Satu Kerajaan Tertua di Bumi Jawa

Lawupos: Budaya – Salakanagara, sebuah nama yang terpatri dalam rentang waktu sejarah kerajaan-kerajaan Nusantara, kini menjadi salah satu misteri yang sulit dipecahkan. Diperkirakan berdiri pada abad ke-2 Masehi, kerajaan ini menorehkan sejarahnya dengan kekuasaan yang berlangsung lebih dari dua abad.

Lokasi pasti Salakanagara masih menjadi pertanyaan tanpa jawaban. Beberapa teori menyebutkan lokasi mungkin berada di Teluk Lada, Pandeglang, Teluk Cisadane, Tangerang, atau bahkan Teluk Banten, Serang. Namun, tidak ada bukti fisik seperti prasasti, candi, atau artefak yang dapat dipastikan terkait dengan Salakanagara.

Naskah yang menyibak tabir sejarah Salakanagara tertuang dalam Naskah Wangsakerta, karya Pangeran Arya Carbon dari Cirebon pada tahun 1599 Saka atau 1677 Masehi. Menurut naskah ini, Salakanagara didirikan oleh Dewawarman, seorang bangsawan India yang menikahi putri Aki Tirem di Teluk Lada, Pandeglang. Kekuasaan Salakanagara berlangsung selama 38 tahun hingga Dewawarman VIII menjadi raja terakhir pada tahun 362 Masehi.

Meskipun naskah ini memberikan gambaran sejarah, tetapi ketidakpastian dan kekurangan bukti fisik membuat misteri Salakanagara semakin dalam.

Lebih lanjut, cerita rakyat menambah nuansa unik pada sejarah Salakanagara. Dalam kisah Sanghyang Tapak, dianggap leluhur Suku Sunda dan melarikan diri ke Gunung Salak, Bogor, bersama ibunya Dewi Sinta. Perkawinan dengan Nyi Rara Santang melahirkan tiga anak yang menjadi pendiri kerajaan baru di Jawa Barat yaitu Galuh, Sunda, dan Kediri.

Tak hanya itu, cerita Ciung Wanara, pahlawan yang membebaskan Sunda dari Galuh, juga menciptakan keterkaitan dengan Salakanagara. Ciung Wanara, lahir di Galuh namun dibesarkan di Teluk Lada, akhirnya menjadi raja Sunda.

Salakanagara terus menjadi misteri yang sulit dipecahkan, tanpa sentuhan bukti fisik atau arkeologis yang jelas. Lokasi yang tepat dan keberadaannya tetap menjadi pertanyaan besar. Meskipun beberapa ahli seperti Dr. Edi Sedyawati, Dr. Boechari, dan Dr. Slamet Muljana telah melakukan penelitian di Teluk Lada, Teluk Cisadane, dan Teluk Banten, namun belum ada bukti langsung terkait dengan Salakanagara.

Lalu apakah Salakanagara hanya mitos, ataukah bukti fisiknya mungkin telah hilang atau belum ditemukan? Hingga saat ini, kerajaan ini terus menjadi pusat perhatian para sejarahwan dan arkeolog, menantang mereka untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di bawah tanah Jawa. Meskipun misteri Salakanagara belum terpecahkan, para peneliti tetap bersemangat untuk menjelajahi dan menyibak tabir sejarah yang terkunci dalam catatan Nusantara.

Related Articles

Back to top button