Peringatan Isra Mi’raj: Memperkokoh Spiritualitas dan Disiplin di Lapas Pemuda Madiun
Lawupos: Madiun, 9 Februari 2024 – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIA Madiun, yang berada di bawah naungan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur telah menggelar acara pengajian umum sebagai bagian dari rangkaian peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 1445 H/ 2024 M. Acara tersebut mengusung tema “Kita Jaga Shalat Kita, Dengan Menjaga Sholat Berarti Menjadi Orang yang Disiplin, Berakhlak Bersih Lahir Batin” yang berlangsung, Jumat (9/2/2024).
Acara dimulai pukul 08.30 WIB di Masjid At-Taubah yang terletak di dalam kompleks Lapas Pemuda Madiun. Turut hadir dalam acara tersebut warga binaan dan jajaran petugas yang beragama Islam.
Pembukaan acara dilakukan dengan pembacaan sholawat yang diiringi dengan tabuhan hadroh oleh para warga binaan Lapas. Kemudian, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Quran dan ceramah agama yang disampaikan oleh Ustadz Khusnul Muheir dari Pondok Temboro, Magetan.
Dalam ceramahnya, Ustadz Khusnul Muheir menjelaskan tentang peristiwa Isra Mi’raj sebagai perjalanan spiritual yang memiliki makna mendalam bagi umat Islam, di mana Rasulullah SAW menerima perintah untuk melaksanakan shalat lima waktu.
Menurut Ustadz Khusnul Muheir, peringatan Isra Mi’raj merupakan kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan introspeksi diri dan mengambil hikmah dari hijrah Rasulullah dalam meningkatkan iman serta memperkuat praktik Islam dalam kehidupan sehari-hari. Acara tersebut diakhiri dengan penampilan kesenian hadroh.
Secara terpisah, Kalapas Pemuda Madiun, Ardian Nova Christiawan, menyatakan bahwa peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari kegiatan rutin yang diadakan setiap tahun.
Ardian berharap bahwa melalui peringatan Isra Mi’raj, dapat tercipta jiwa kebersamaan, kerukunan, toleransi, dan rasa percaya diri di kalangan warga binaan setelah mereka bebas kelak.
“Saya juga berharap setelah keluar dari Lapas, Warga Binaan bisa menunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa bermanfaat bagi lingkungannya dengan menunjukkan jiwa kebersamaan, kerukunan, toleransi, dan rasa percaya diri setelah mendapatkan ilmu-ilmu agama yang diperoleh di dalam Lapas,” tutup Kalapas. (Red/Humas Lasdaun)