Ekonomi BisnisLawuposTVPonorogo

Pemdes Tegalsari Dorong UMKM Belajar dari Pengusaha Pentol Corah Assegaf Jaya

Lawupos.com, PonorogoPemerintah Desa Tegalsari, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, terus berupaya mendukung pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di wilayahnya. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membangun sinergitas antara pelaku UMKM dengan pengusaha yang sudah sukses.

Kepala Desa Tegalsari, Khoirul Huda mengatakan, bahwa salah satu pengusaha yang bisa menjadi contoh adalah Ismani, pemilik usaha rumahan Assegaf Jaya yang memproduksi pentol corah dan otak-otak. Ismani juga memiliki usaha jasa sewa alat panen padi.

“Kami mengimbau kepada seluruh pelaku UMKM di Desa Tegalsari untuk belajar kiat sukses kepada Bapak Ismani, agar UMKM yang ada di Desa Tegalsari bisa berkembang dengan pesat, sehingga dapat mengangkat perekonomian yang ada di Desa Tegalsari,” ujar Huda, Rabu (6/12/2023).

Assegaf Jaya didirikan oleh Ismani dan istrinya, Ulwin Roisatul Husna, sejak tahun 2013. Ulwin, yang merupakan lulusan S2 Jurusan Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Ponorogo, mengaku terinspirasi untuk membuat pentol corah dan otak-otak karena nyidam saat hamil anak pertama.

“Kami merintis usaha ini ketika hamil anak pertama, kebetulan saya waktu hamil anak pertama itu nyidamnya pentol corah terus,” kata Ulwin saat ditemui Lawupos.com dikediamannya, Selasa (5/12/2023)

Ulwin Roisatul Husna, Owner Assegaf Jaya.

Bersama suaminya, Ulwin mulai membuat pentol corah dan otak-otak sendiri, dan ternyata hasilnya memuaskan. Mereka kemudian memasarkan produk mereka di stand-stand depan sekolah. Nama Assegaf Jaya sendiri diambil dari nama anak pertama mereka.

Ulwin mengungkapkan, dalam rumah produksi Assegaf Jaya ada dua bagian, yaitu bagian produksi (dapur) dan bagian penjual. Bagian produksi diisi oleh 20 karyawan, kebanyakan ibu-ibu, sedangkan bagian penjual diisi oleh 10 karyawan.

Seperti halnya pengusaha lain, Ulwin juga mengalami pasang surut dalam menjalankan usahanya. Pentol corah dan otak-otak yang dibuatnya memiliki bahan dasar tepung dan bumbu khas, yang harus melalui tiga tahap pembuatan, yaitu pembuatan adonan, pengukusan, pemotongan, dan pengemasan.

“Semua pengerjaannya kami lakukan secara manual,” ujarnya.

Assegaf Jaya mampu memproduksi pentol corah dan otak-otak sebanyak 600 kg per hari. Karyawannya bekerja mulai dari Subuh hingga sore hari, dengan sistem kerja shift.

Ulwin mengaku, kendala yang sering dihadapi adalah ketersediaan bahan baku. Terkadang, tepung yang digunakan berpengaruh pada warna makanan, dan ikan yang menjadi bahan otak-otak juga sering habis, sehingga harus mencari di luar daerah.

Karyawan Assegaf Jaya di ruang produksi.

Assegaf Jaya tidak hanya menjual produknya secara grosir, tetapi juga eceran. Mereka memiliki stand di sekitar kampus IAIN Jalan Pramuka, yang bisa melayani pesanan konsumen.

“Konsumen ada yang memesan di stand kami yang dekat kampus IAIN, bisa juga langsung ke rumah,” tuturnya.

Produk pentol corah dan otak-otak Assegaf Jaya sudah menyebar ke luar Kabupaten Ponorogo. Harga pentol corah per bungkus adalah Rp22.000 plus sambal, dan harga otak-otak per bungkus adalah Rp9.000.

“Pentol corah per bungkus beratnya sekitar 1,2 kg, dan otak-otak per bungkus beratnya sekitar 500 gram. Jika ingin tambah sambal, harganya Rp10.000,” imbuhnya.

Dengan usahanya, Ulwin berharap bisa membantu memajukan UMKM dan memanfaatkan SDM di Desa Tegalsari. Ia juga mengapresiasi kerjasama dan dukungan dari Pemerintah Desa Tegalsari dalam setiap kegiatan yang digelar.

Selain itu, ia juga memberikan motivasi bagi para pelaku UMKM yang baru memulai usaha, agar tidak takut mencoba, sabar, tlaten, dan ulet.

“Kami berharap usaha kami bisa terus berkembang dan bermanfaat bagi banyak orang,” harapnya.

Bahtiar Permana Putra, Kepala Dusun Gendol, Desa Tegalsari.

Sementara itu, Kepala Dusun Gendol, Bahtiar Permana Putra mengatakan, ada sekitar 10 orang warganya yang bekerja di Assegaf Jaya.

“Adanya usaha UMKM tersebut, masyarakat saya bisa terbantu perekonomiannya,” kata Bahtiar.

Dalam kesempatan yang sama, Risma salah satu pelanggan pentol corah asal Bungkal, mengaku sudah berlangganan sejak tahun 2015. Ia membeli pentol corah dan otak-otak di Assegaf Jaya karena rasanya enak.

“Saya sudah sering beli di sini sejak masih sekolah sekitar 2015. Karena rasanya enak,” pungkasnya. (ADV/Fjr)

Related Articles

Back to top button